Alunan dalam Senja
“Nja! Ngelamun mulu. Mikirin siapa, sih?” “Eh, udah dateng? Enak ya tidur di rumah, terus gue sendirian nungguin lo disini?” “Hehehe, namanya juga ketiduran. Ngga sengajaa.” Gitar memamerkan giginya yang berderet rapih pada perempuan yang kini duduk di sampingnya, Senja. “Halah. Yaudah deh, cepet ngomong, ngapain ngajak gue ketemu disini?” “Lah, emang gue yang ngajak?” “Tar yang bener aja, ya, lo. Jelas-jelas tadi malem elo yang nelfonin gue minta ketemu disini.” “Hehehe, iya, iya. Sabar dong.” “Ada apaan, sih? Tumben amat.” “Nja, gue mau jujur sama lo.” “Lo sebenernya itu perempuan? Yaelah, kalo itu mah gue udah tau!” “Ih, gue lagi serius.” “Ohh jadi udah serius? Bilang dong.” “Tadi yang minta buru-buru, kan, elo. Terus sekarang mau becanda aja? Oke boleh.” “Hahahaha, iya, iya, serius nih. Ayok cepetan serius.” Ucap Senja sambil memukul pelan lengan Gitar. “Menurut lo, cinta datengnya darimana?” “Ini serius?” “Iya ini l...