(Bukan) Lagu Kita
Saat itu aku sedang membaca alinea kedua dari sinopsis sebuah novel. Sesaat ketika tiba-tiba saja sebuah lagu berkumandang menggantikan suara Adam Levine yang terdengar pada seluruh toko buku. Hanya mendengar intro awalnya saja, darah ku sudah berdesir. Segera saja, seiring dengan beragam lirik yang diceritakan oleh sang penyanyi, ingatanku mundur pada beberapa bulan. Saat semuanya masih baik-baik saja. Saat itu masih ada aku dan kamu. Malam itu kita bertemu. Pertemuan biasa layaknya dua orang teman lama yang sudah lama tidak jumpa. Padahal sebenarnya baru sekitar 2 minggu kita tidak saling bertemu. Tapi ketika bertemu denganmu saat itu, entah, kamu sudah terasa begitu jauh. Namun kamu tetap kamu. Dengan segala tingkah laku konyolmu. Lantas kita pergi ke sebuah pusat perdagangan di ibu kota. Mencari apa yang harus dicari, katamu. Aku mengikuti saja, sambil sesekali memperhatikanmu dari batas yang kamu tidak akan tau—atau sebenarnya kamu tau? Entahlah. Di perjalanan tiba-t...