Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Good Bye Greetings.

Gambar
I choose the seat on the bus near to the window, So that maybe—just maybe, i could find you riding your motorcycle to home. I choose the chair that you used to sit in the work. I can still feel you by your scent—hanging there. I choose the songs from the band you love, the genre you like. Those make me feels like you’re close. I choose to sleep deep under the blanket. I need to admit, it’s so far away from the feelings of hugged by you. I choose to read your message over and over again. Especially, the part of you saying you love me. I know, It’s sad how i still cant let go of you. I know, It’s sore how i still can taste every drop of your presence. But, love, Then what i suppose to do, If everytime i try to forget you, The more i know how much our love is true? Keep your good-bye greetings, The prime thing i’m averting. Nov 26th, 18

Melepaskan Diri

Gambar
Jogjakarta, pagi ini. Aku melayangkan pandanganku pada segala yang aku bisa tatap. Tanpa aku sadari aku mencari bayangmu untuk yang kesekian kali. Kuhela napas begitu dalam, lalu membuangnya perlahan. Berharap segala rasa sesak di dada bisa ikut keluar bersamaan dengan karbondioksida yang aku hembuskan. Namun tidak, sesak ini masih saja menjalari seluruh tubuhku. Ini catatan kesekian di hari kesekian aku melarikan diri dari hirukpikuk duniawi. Dari riuh perasaan yang aku tau hanya untukmu. Sayangnya, masih saja catatan ini menuju kamu. Seakan memperjelas bahwa hatiku masih tersimpan rapih untuk mu. Kamu yang sudah berkali-kali menyakiti aku dan meyakinkan bahwa kamu menyayangiku. Entah harus dengan cara apa aku memberi tahu kamu, bahwa aku percaya. Bahwa aku cinta. Tapi kenapa tingkah lakumu selalu membuat segala usahaku terlihat sia-sia? Aku sengaja menghilang darimu, satu-satunya pusat duniaku. Aku sengaja lari kesini, agar mampu memikirkan sedikit saja tentang ...

Terbentur Ragu

Gambar
“Kalo gue ngga sebaik yang lo pikir gimana?” Adalah apa yang selalu Dira katakan pada laki-laki yang berusaha mendekatinya. Jawaban mereka begitu beraneka ragam. Ada yang terkejut, ada yang terlihat biasa saja, bahkan ada yang cenderung tidak peduli. Berbeda dengan laki-laki di hadapannya yang hanya diam, air mukanya begitu tenang seakan Dira tidak habis berkata apa-apa. Justru membuat Dira yang kebingungan. Dia lalu tersenyum, samar. “Emang menurut lo gue berpikir lo sebaik apa?” Jawaban laki-laki ini mengejutkan Dira. Ia tersentak. Setelah sekian lama, akhirnya ia menemukan jawaban baru yang belum pernah ia dapatkan dari laki-laki lain. Tapi Dira tidak akan menunjukkan keterkejutannya. Maka ia menjawab dengan nada tenang yang persis sama, “ I dont know. You tell me.” “Kalo ternyata gue yang ngga sebaik lo pikir, gimana?” “Siapa bilang gue pernah mikir lo baik?” Dira justru bertanya balik dengan senyum simpul khasnya. “Hahahahaha, okay, okay. You got me.”...