Jakarta Mendung.
Jakarta
mendung.
Bukan berarti
ia ikut bingung,
Atau murung.
Hanya rindunya
yang sudah tidak terbendung,
Jakarta merindu
Bandung.
Daun-daun
bergemerisik,
Saling
berbisik.
Dalam lirih,
Mereka
menyuarakan perih.
Ia tergugu.
Asanya
terganggu.
Pikirannya
terbelenggu
Hatinya
meragu.
Jika ada yang
mampu memahami,
Maka hatinya
semakin meyakini.
Ketika ada
yang meracau,
Justru
hatinya semakin risau.
Ia
menyendiri.
Menikmati
permainan sendiri.
Ia berusaha,
Menggedor
pintu agar terbuka.
Baginya
setelah jika ,
Tidak selalu
maka.
Ia mencintai
tanpa karena.
Sayang,
Hari semakin
petang.
Sementara
senja tidak juga datang.
Ia hanya menginginkan
pulang.
(source: weheartit.com)
Komentar
Posting Komentar