Kepadanya; Maaf
Gadis itu
diam terbelenggu.
Ragu,
terus saja menderu,
Menggerus
hatinya, menambah pilu.
Lidahnya
kelu, mengucap apapun ia sudah tidak mampu.
Di
sekelilingnya,
Mereka
menggemakan tawa.
Yang
kerap gadis itu lakukan juga,
Meski
tidak menikmatinya.
Tidak ada
yang mampu mendengarnya,
Bahwa ia
menangis tanpa suara.
Orang-orang
itu tidak mampu sabar,
Justru
menambah gentar.
Orang-orang
itu tidak pernah sadar,
Ada getir
dalam tawa yang bergetar.
Asik
dengan asumsi,
Tanpa
berusaha mengerti.
Sibuk
dengan kesimpulan yang dibuat sendiri,
Tanpa
merasa harus memahami.
Gadis itu
menunduk semakin dalam,
Isak
sedunya ia redam,
Tidak
ingin terlihat muram
Demi
menjaga hati yang yang pernah menemaninya setiap malam.
Gadis itu
menitip pesan,
Agar ia
dimaafkan.
Karna
bukan maksudnya meninggalkan,
Apalagi
mencipta perpisahan.
Ia pergi,
Bukan
karna tak peduli,
Bukan
dengan niat menyakiti,
Hanya
saja ia masih sibuk dengan dirinya sendiri,
Juga
belum siap ketika hatinya harus dibagi.
Selain
pesan,
Ia juga
menitip salam.
Salam sayang,
Semoga
semua baik-baik saja.
Katanya,
Sampai bertemu di persimpangan selanjutnya;
Jika memang takdirnya.
(source: weheartit.com)
Komentar
Posting Komentar