Menjadi Kenangan
Hari ini adalah hari kesekian aku mengagumi bintang yang bersinar sangat
terang sendirian. Hari ini adalah hari kesekian aku memutar ulang berbagai
kenangan yang kita berdua ciptakan. Hari ini adalah hari kesekian aku menyebut
nama mu dalam doa ku pada Tuhan. Hari ini adalah hari kesekian air mata ini
mengalir perlahan. Hari ini adalah hari kesekian aku menjadikan mu sebagai hal
yang aku rindukan.
Kamu, apa kabar?
Aku masih ingat berbagai hal yang pernah terjadi di antara kita. Entah
dengan mu.
Salah satunya adalah ketika kita berjalan kaki bersama di trotoar. Tidak
saling bergenggam tangan, tapi aku tau diam-diam kamu selalu memastikan bahwa
kita jalan berdampingan.
Kata mu kala itu, kamu bingung menentukan tujuan, namun kamu masih inign
bersama denganku. Maka kamu mengajak ku berjalan kaki untuk menghabiskan waktu.
Sore itu semuanya sempurna. Matahari yang perlahan tenggelam tidak membuatku
merasa kesepian.
Meski sederhana, aku sangat menikmati hari itu.
Karna apapun tentangmu
tidak pernah masuk kategori biasa saja, melainkan istimewa, selalu.
Aku kembali mengingat hari lain yang kita habiskan berdua. Kala itu kita
bertengkar hebat. Rasanya ingin menyerah dengan semua sedu sedan yang ada. Tapi
kamu bertahan, dan meyakinkan aku bahwa kita bisa melewati kerikil demi kerikil
di hubungan kita. Aku ragu, kamu tau itu. Namun kamu tidak pernah bosan
meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, selama kita masih bersama.
Aku rindu kamu yang itu.
Kamu yang selalu meyakinkan aku untuk bertahan, kamu yang selalu sabar
meski aku mungkin bukan perempuan yang kamu impi-impikan.
Kini kita semakin menjauh. Tidak lagi bisa untuk saling berbagi keluh.
Hari ini aku membeli hadiah. Untukmu, harusnya.
Jika kamu masih ingat, hari ini adalah tepat ketika kamu meruntuhkan yakin
yang kemarin dulu selalu kamu bicarakan padaku. Hari ini kamu menghancurkan
percaya yang sudah aku usahakan untukmu.
Dalam perjalanan pulang tadi, jalanan begitu padat. Semua orang berebut
ingin jalan paling depan, paling cepat.
Di dalam mobil yang aku kemudikan, aku ingat berbagai omelan mu jika suara
klakson mulai bersahutan. Katamu, klakson tidak akan membuat lengang jalanan,
hanya menambah keributan. Sesungguhnya, kemarin dulu, di tengah rasa sebalmu
pada kemacetan, aku mengucap syukur diam-diam. Karna dengan padatnya jalan
raya, maka kita semakin lama menghabiskan waktu berdua. Maka semakin lama kita
bercengkrama. Memberikan aku waktu lebih banyak untuk mendengarkan kamu
bercerita.
Maka jika aku masih boleh meminta satu hal padamu, izinkan aku tetap hadir
disana. Menjadi kenangan yang yang tidak terlekang waktu, dan hanya mampu
dikenang oleh kamu saja.
(source: weheartit.com)
Komentar
Posting Komentar