Pergi, lah.


Bagaimana aku mampu meracik bahagia,
Jika kemarin selalu menelan kecewa.
Dan bagaimana aku bisa melepas rindu,
Ketika hanya itu yang ku ramu?

Tuan, sudah, lah.
Berhenti berusaha.
Bukan kamu yang tak cinta.
Aku yang tak bisa.

Bagaimana aku mampu mencipta tawa,
Jika kemarin terlalu sibuk dengan air mata.
Dan bagaimana aku bisa percaya kamu,
Ketika percayaku disia-siakan selalu?

Umpat aku sebagai pengecut tidak tahu diuntung,
Atau perempuan tidak tahu malu.
Terserah mu.
Kamu pantas mendapat yang lebih dibanding aku.

Karna,
Bahagia ku tidak lagi sesederhana,
Melihat mata
Atau mendengar tawa,
Lalu jatuh cinta.

Batu itu terlalu keras menghantam hatiku,
Hingga ia terlalu pilu,
Menjadi kelu,
Lantas beku.

Maka, maafkan.
Aku pun rindu sebuah kebersamaan.
Namun entah apa lagi yang mampu aku lakukan.
Menyerah layaknya satu-satunya pilihan.

Pergi, lah.
Kamu tak akan mampu melihat luka,
Dan gilanya kecewa,
Yang pernah aku rasa.


(source: weheartit.com)

Komentar

much related

Kenapa Kita?

Bertemu.

A Chapter.