Aku Ingin Jatuh Cinta


Aku ingin jatuh cinta kepada hal-hal sederhana, yang hanya dengan mendengarnya tertawa, maka aku percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Aku ingin jatuh cinta kepada dia yang mampu membuatku merasa nyaman setiap kali di dekatnya, kepada dia yang bisa aku sebut rumah. Karna jika ada di dekatnya, rasanya seperti beristirahat sejenak dari hirukpikuk dunia.

Aku ingin jatuh cinta pada dia yang apa adanya. Yang tidak merasa segalanya harus sempurna, melainkan hanya lengkap. Bukan kepada dia yang harus menjadi sorotan dunia atau lingkungan sekitarnya, melainkan hanya kesederhanaan kita yang cukup membuat bahagia.

Aku ingin jatuh cinta pada dia yang bisa aku ajak mengobrol tentang apa saja. Tentang guling basah akibat ompol masa kecil, tentang bagaimana awan membawa air hujan, tentang mengapa babi berjalan dengan menundukan kepala, tentang trotoar yang dipenuhi pedagang kaki lima, tentang kejadian-kejadian konyol yang terjadi begitu saja, tentang mimpi serta harapan yang lantas akan menjadi tujuan kita dalam membangun hidup bersama.

Aku ingin jatuh cinta pada pola pikir. Pada caranya memandang hidup, pada caranya menyelesaikan masalah, pada caranya membenarkan pikiran-pikiranku yang salah, pada caranya menentukan pilhan, pada caranya berjuang melawan keadaan, pada caranya menanggapi pikiran-pikiranku. Aku ingin jatuh cinta kepada yang tidak selalu setuju pada pendapatku, karna, bagaimana aku mampu mengenal pola pikirnya jika ia selalu mengiyakan apapun yang aku katakan?

Aku ingin jatuh cinta pada seseorang yang tidak selalu berpikir bahwa segala yang aku tulis adalah apa yang sedang aku rasakan, atau bahkan apa yang ingin aku sampaikan. Aku muak dengan orang-orang sok tahu tentang pikiran dan rasaku, aku ingin jatuh cinta pada seseorang yang tidak seperti itu. Aku ingin jatuh cinta pada seseorang yang bisa mengerti, bahwa menulis adalah caraku berdamai dengan diri sendiri, bahwa menulis adalah kegemaranku, dan hanya dengan menulis aku bisa merasa bebas sebebas-bebasnya. Maka aku ingin jatuh cinta pada seseorang yang mengerti, bahwa ketika sedang menulis, aku mampu menjadi apa dan siapa saja.

Aku ingin jatuh cinta pada seseorang yang sibuk, hingga ia tau bagaimana memanfaatkan waktu. Kepada dia yang mengerti mengapa aku tidak merasa butuh untuk diantar dan dijemput selalu, bukan karna tidak mau, tapi efisiensi waktu. Aku ingin jatuh cinta pada orang yang sibuk, dan aku pun akan begitu, hingga kita tidak memiliki waktu untuk bertukar kabar setiap menit, dan lebih menghargai menit-menit lain ketika kita bertemu atau bercengkrama lewat media pengantar suara.

Aku ingin jatuh cinta pada yang memiliki empati tinggi, yang mengerti bagaimana menghargai orang lain, yang memiliki sopan dan santun dalam beretika dan bergaul dalam lingkungan. Yang mampu membaca situasi, yang mengerti kapan harus diam, bicara, dan tertawa. Yang mampu berpikir luas, yang mau memikirkan orang lain, yang tidak berpikiran tentang hal itu-itu saja.

Aku ingin jatuh cinta pada dia yang tidak asing dalam hal mengusap air mata. Dia harus berani menangis dan mengusap air matanya sendiri. Aku tidak ingin jatuh cinta pada orang yang menganggap tangisan adalah simbol kelemahan, karna bagiku, menangis adalah bukti bahwa seseorang cukup kuat untuk mau mengakui keraguan, ketakutan, kekecewaan, atau kesedihan terbesarnya.

Aku ingin jatuh cinta pada seseorang yang percaya bahwa aku benar-benar baik-baik saja, ketika aku berkata aku baik-baik saja setelah ia bertanya aku kenapa. Aku ingin jatuh cinta pada dia yang menerima bahwa aku tidak akan merajuk karna dia melakukan hal yang aku tidak suka, melainkan dengan tegas mengatakan kepadanya.

Aku ingin jatuh cinta pada dia yang bisa diajak berbagi apa saja. Pada dia yang akan berlaga tegar demi mendengar keluhanku, namun akhirnya dia pun mengakui dia pun sedang memiliki banyak keluhan hingga di ujung malam, kita justru akan saling menguatkan sambil berpelukan.

Aku ingin jatuh cinta pada dia yang akan sibuk melarangku melakukan ini itu, namun mau menerima bahwa larangannya hanya akan mendapatkan senyum bahagiaku, bukan patuhku. Aku senang dilarang, bukan berarti aku akan menuruti larangannya.

Aku ingin jatuh cinta pada dia yang mengerti bahwa meski aku adalah pasangannya, aku tetap akan membutuhkan ruang sendiri. Yang ketika aku bilang aku ingin sendiri, dia mampu percaya aku hanya sedang ingin sendirian, bukan karna merajuk.

Aku ingin jatuh cinta pada dia yang mampu menerima bahwa aku bukan perempuan yang akan sangat tersentuh ketika diberikan bunga atau coklat, aku lebih suka hal-hal yang sedang aku butuhkan. Dengan begitu, aku merasa sedang diperhatikan.

Aku ingin jatuh cinta pada seseorang yang mengerti bagaimana harus menamparku dengan kata-katanya, menyadarkanku dengan fakta. Bukan dengan kebohongan yang bisa membuatku lega.

Aku ingin jatuh cinta, jatuh se cinta-cintanya. Jatuh se dalam-dalamnya. Jatuh se jatuh-jatuhnya. Hingga meski banyak sekali kerikil hingga batu terbesar yang akan menghadang jalan kita, kita tidak akan menyerah. Melainkan tetap berjuang, bersama, selalu, meski tidak melulu bahagia, namun tetap berdua, selamanya.



(source: weheartit.com)

Komentar

much related

Kenapa Kita?

Bertemu.

A Chapter.