Love Letter


Jan, 01st 2020.

Well, okay... it’s the first day of the year!

This is going to be much cheesy but, here we go. Di postingan kali ini gue mau me­-highlight satu cerita tentang seseorang. Dia yang aneh, menyebalkan, tapi...there’s no days i think about staying away.

Cerita ini panjang kalau harus diceritakan dari awal sekali. Beneran panjang, karna sebelum nulis ini, gue nulis yang dari awal. Baru setengah cerita udah 4 halaman... Akhirnya ganti file and i will make this short.

Namanya Hilman Aldiansyah. Dia...awalnya cuma orang asing yang tiba-tiba jadi temen sekantor gue. Long story short, now he becomes the central part of my story. Dan ini, adalah pertama kalinya gue jatuh cinta sama orang asing.

Memulai cerita ini bukan sesuatu yang mudah, menjalaninya pun ngga mudah. Banyak hal yang berjalan di luar rencana. Bahkan untuk jatuh cinta sama dia juga ada di luar rencana gue, sih. Hahaha!

Tapi yaudah, cerita ini bukan untuk mereka yang ngga suka dengan keberadaan gue dan dia. Cerita ini tentang dia, dia yang ngga pernah lupa bilang ‘kamu cantik banget hari ini’ setiap hari. Dia yang cuma bilang ‘liat aja nanti’, setiap gue lagi menyangsikan perasaannya untuk gue.

We’ve so much differences. Pola pikir kita beda, cara kita menanggapi sebuah masalah pun beda. Misalnya, gue tipe orang yang maunya segala hal diomongin, tapi dia lebih percaya time will speak. Atau contoh yang lebih kecil, gue bukan tipe perempuan yang suka dijemput setiap gue abis pergi, tapi dia selalu mengharuskan diri dia untuk jemput gue.

Perbedaan-perbedaan ini yang bikin gue ragu apa iya gue bakal bisa terus lanjut sama dia. Tapi di saat yang bersamaan, justru gue semakin sadar kalo gue...akhirnya jatuh cinta.

Falling in love is a luxury thing, well at least for me. Gue ngga semudah itu untuk bisa sayang dan melibatkan hati gue seutuhnya dalam sebuah hubungan. But when i fall in love, i fall seriously hard. Entah di bulan keberapa gue baru benar-benar bisa merasakan sayang yang seutuhnya untuk laki-laki ini. Yang ngga pernah berhenti berusaha.

You can buy my heart only with one thing, my sympathy. Once you get it, you get it all. Dia berhasil ambil simpati gue dengan caranya bisa dengan mudah mengakrabkan diri sama keluarga gue. Adik, sepupu-sepupu, om tante, nenek sampe orang tua gue. Emang ini orang sih kayaknya udah berpengalaman banget, WKWK.

Setahun bareng dia, rasanya...menyenangkan. Meskipun, ada orang-orang yang mungkin memandang kita, atau terkhusus gue, mungkin ‘not deserve the happiness’. But you know what? One year is so much enough. I’m no longer giving shits.

Tahun ini berat. I need to admit it, tho. Makanya setahun mendengarkan dan membiarkan orang-orang menghakimi dan memandang gue buruk hanya karna secara kebetulan gue sekarang menjalani hubungan sama seseorang yang dulunya punya pasangan pas pertama kali kenal gue, sudah sangat lebih dari cukup. Oh well to tell you a truth, we almost break up because all i concern is people’s shits. Ini terjadi sekitar lima minggu yang lalu. Sejak itu gue sadar, apa yang gue punya sama dia lebih, lebih, lebih, lebih, lebih, lebih, lebih, lebih, lebih, lebih, lebih besar dibandingkan omongan orang-orang yang bisanya hanya berasumsi itu, tanpa pernah berani konfirmasi langsung ke yang bersangkutan. Oh eat the fact that you guys are not more than a....coward? sorry not sorry.

Okay, back to this man.

Gue juga ngga tau persisnya gimana proses gue bisa jatuh cinta. Tapi...ini yang terjadi sekarang.

Well now, everything makes sense.

Kalau dia yang selama disimpan Tuhan, kalau dia yang gue dapatkan atas semua air mata gue karna dua kisah cinta yang gagal, i swear to you those are worth it. He worth every tears of my failure with my pasts. He worth every promises that broken.

Does that sound disgusting enough? Hahahahaha!

Well to be fair, gue ngga tau apakah benar dia yang disimpan Tuhan untuk gue, lets pray so. Gue juga ngga tau apakah dia emang yang terbaik untuk gue. I know nothing about future.

All we have now is the present. And that’s why, i will make all the day count.
Jadi, teruntuk kamu yang pasti baca ini sambil nyengir-nyengir aneh, read me.
We might have rough days, things wont be easy. We’re going to have long journey. But you know what? No matter how rough, hard, long, it will be, i want to go on those days only with you. (and of course play it with you, if you get what i mean HAHAHA).
And, thank you. Thank you for staying when no one isnt. Thank you for bearing with my stubborn head—yet you should know you have one too! Thank you for always making me feel special. Thank you for listening to me. Thank you for your bunch loves.

Loving you is hard. It’s also hard loving men before you. But at least now you make it feel easy. It feels like new in the same time it feels like forever. It feels strange. I feel so much thing i’ve never experienced before.

Soooo, since we havent that kinda date of anniversary, let new year celebrates our togetherness lol.

Been a wonderful year with you, cheers to more days to come.


Love, your everyday-date.


(taken so long ago)




Komentar

much related

Kenapa Kita?

Bertemu.

A Chapter.