Postingan

Self-Love

Gambar
Let me suffer the ocean, If you want to know how much i am feeling. Let me get closer to the sun, If you want to know how much i am trying. Let me show you the courage, I’ve took for staying alive. Cause, cutting self or getting myself to a car accident and then go die sound so much easier, Rather than i need to meet fake people everyday, Rather than i need to put my foundation just to cover all my eyebags, Rather than i need to boost my confidence up every morning to facing a truth that no one could be trusted. Rather than i need to go from my bed and act like everything is okay, Rather than i need to smile even when the tears are so close to my eyes, Rather than i need to face the truth that those people who used to laughing with me now is mocking me,                                 staying away, one by one. I leave my depression under my blanket, ...

Are We All?

Gambar
Hari ini gue memulai hari dengan absurd. Nahan nangis di dalam transjakarta. WKWKWK. Sambil dengerin lagu lost stars yang entah kenapa tiba-tiba aja bikin gue pengen nangis. Terlebih pas bagian lirik, ‘who are we? Just a speck of dust within the galaxy’ dan ‘are we lost stars trying to light up the dark?’ Anjir itu ngembeng langsung mata gue, hahahaha. Tiba-tiba langsung muncul aja semua kekhawatiran dan ketakutan gue tentang hidup di masa depan. Dan tiba-tiba juga muncul pemikiran ya semua orang juga punya kekhawatiran dan ketakutannya masing-masing ngga sih? Quarter life crisis ini bener-bener bawa pemikiran gue kemana-mana. Jauh, jauh banget. Tapi di saat yang bersamaan juga sebenarnya ngga bikin gue kemana-mana, alias mungkin, sebenernya gue lagi jalan di tempat? Dengan berbagai kekhawatiran dan ketakutan yang justru jadi menahan gue? Pemikiran kayak, ya, setiap orang itu pasti ingin bahagia. Kita masing-masing lagi lomba sama waktu dan kehidupan, beru...

Love Letter

Gambar
Jan, 01st 2020. Well, okay... it’s the first day of the year! This is going to be much cheesy but, here we go. Di postingan kali ini gue mau me­- highlight satu cerita tentang seseorang. Dia yang aneh, menyebalkan, tapi... there’s no days i think about staying away. Cerita ini panjang kalau harus diceritakan dari awal sekali. Beneran panjang, karna sebelum nulis ini, gue nulis yang dari awal. Baru setengah cerita udah 4 halaman... Akhirnya ganti file and i will make this short. Namanya Hilman Aldiansyah. Dia...awalnya cuma orang asing yang tiba-tiba jadi temen sekantor gue. Long story short, now he becomes the central part of my story. Dan ini, adalah pertama kalinya gue jatuh cinta sama orang asing. Memulai cerita ini bukan sesuatu yang mudah, menjalaninya pun ngga mudah. Banyak hal yang berjalan di luar rencana. Bahkan untuk jatuh cinta sama dia juga ada di luar rencana gue, sih. Hahaha! Tapi yaudah, cerita ini bukan untuk mereka yang ngga suka dengan keber...

Musim Hujan Keduaku Bersamamu

Gambar
Bunyi suara hujan, Menyadarkanku dari lamunan panjang. Aku—masih, duduk di tepi jendela, Di tempat kamu mengecup keningku barusan saja. Sembari memperhatikan dunia sedang bekerja. Bulir-bulir hujan mulai jatuh, Bercampur dengan peluh, mungkin pula keluh. Ada yang merengut, lalu pergi berangsur, Namun mungkin ada juga yang bersyukur. Ah, Manusia, Selalu berbeda-beda. Lalu entah di rintik ke berapa, Bayangmu hadir. Menari-nari di asa, Sambil aku berterima kasih pada takdir. Bibirku tertarik menjadi lengkung. Ah, sayang, Sudah berapa senja kita lewatkan bersama? Sudah berapa kali pula kita melihat langit berdua—berubah warna? Aku sudah kehilangan hitunganku, Bahkan tidak sadar aku sudah tidak lagi pernah menghitung. Langit gelap hari ini, Mengingatkanku pada bulan-bulan lalu, Kala kita bercengkrama di bawah hujan, Kala aku memelukmu nyaman meski dingin, Kala kamu membuatku tertawa meski di tengah deru angin. Bersamamu ja...

Bertemu.

Gambar
Kita bertemu. Di persimpangan jalan. Aneh, jalanan itu begitu sepi, tidak ada kendaraan bermotor. Hanya beberapa orang berjalan, bersisian, sendirian. Tidak ada yang memperhatikan kita yang saling bersitatap tanpa berkata apa-apa. Kuat sekali keinginan dalam hatiku untuk berlari ke arah mu. Entah bagaimana, rasanya aku pun tau betapa ingin hatimu menuju ku. Tatapanmu kosong sekaligus penuh. Sementara lidahku kelu. Tanganmu berusaha menjangkau tubuhku, tiba-tiba saja tubuh kita saling mendekat, bahkan tanpa perlu melangkah. Kita begitu dekat, sangat dekat. Namun entah mengapa, tanganmu tertahan hingga tak bisa meraihku. Kini aku yang berusaha meraihmu, namun aku pun sama. Tak mampu meraihmu barang setitik pun. Telunjuk kita sudah sangat dekat, layaknya terselang selembar kertas tipis. Namun tetap tidak bisa saling bersentuhan. Air mata ku turun begitu saja, seakan menyadari bahwa takdir memang sudah tidak lagi kita miliki. Perlahan kamu menjauh, aku juga. Namun sek...

Kepada Masa Laluku.

Gambar
Pagi ini aku berjalan kaki ditemani lagu-lagu soundtrack film Dilan. Kemudian sampailah pada lagu ‘Dulu Kita Masih Remaja’, yang mana lagunya menceritakan tentang masa lalu si tokoh utama dalam lagu, bersama dengan mantan kekasihnya di masa SMA dulu. Mau tidak mau, segera saja lagu ini mengingatkan ku pada seseorang yang mengisi masa SMA dengan suka dan duka. Bukan hanya kepadanya, namun juga pada seseorang yang bersama-sama denganku membaca novel Dilan untuk pertama kali. Lagu ini mengingatkanku pada mereka, dua orang di masa lalu yang akhirnya pernah benar-benar masuk ke dalam duniaku, untuk akhirnya pergi lagi. Hai, apa kabar? Sudah lama rasanya aku tidak menulis tentang kamu, selagi dulu isi tulisanku bernyawakan kamu. Aku harap semuanya berjalan baik-baik saja, seperti dulu aku selalu berpesan agar kamu bahagia, ku harap setidaknya, harapanku yang itu benar-benar terwujud saat ini—setelah harap-harap lain yang harus aku ikhlaskan untuk tidak mungkin menjadi n...

Forget Jakarta—i'm not.

Gambar
Pagi ini aku berjalan kaki—seperti biasa, di trotoar di pusat perkantoran (mantan) Ibukota. Menuju sebuah gedung tempatku bekerja selama kurang lebih satu tahun ini. Di telinga suara Adhitia Sofyan berkumandang merdu, menyanyikan lagu Forget Jakarta. Lirik, ‘lets forget Jakarta...’ Tepat terdengar ketika aku sedang menatap gedung-gedung tinggi di sekitarku. Tiba-tiba haru menyeruak, entah kenapa. Tidak, aku tidak ingin melupakan Jakarta. Meski kemacetan, kerusuhan, polusi udara, dan segala macam kekurangan yang Jakarta miliki. Bagiku Jakarta tetap memiliki pesonanya tersendiri. Seperti, Gemerlap lampu yang bisa kamu nikmati dengan kopi seharga 24.000 dari atas gedung yang menyenangkan. Atau gratis memperhatikan lampu-lampu mobil yang membentuk titik-titik merah panjang dari atas jembatan penyebrangan. Menikmati malam Jakarta yang begitu memikat pesonanya dari atas kereta berjalan seharga 3 – 14 ribu. Atau menghirup udara pagi yang minim sekali, mer...